Konsep dasar akuntansi
merupakan anggapan atau asumsi yang dipakai dan menjadi landasan dalam
penyusunan informasi akuntansi. Konsep dasar akuntansi ini terdiri dari:
1.
Basis Akrual (Accrual
Basic) dan Basis Kas (Cash Basic)
Ø Perusahaan yang menggunakan metode pencatatan basis akrual mencatat setiap penerimaan
pendapatan dan pembayaran beban setelah transaksi tersebut dilaksanakan tanpa
harus menunggu apakah uang tersebut sudah benar- benar diterima dan dikeluarkan
atau belum. Pencatatan dengan metode akrual ini didasarkan pada waktu
terjadinya suatu transaksi/ transaksi langsung diakui saat terjadinya transaksi
tersebut. Sebagai contoh perusahaan “Kopites” menerima jasa reparasi
sepeda motor pada tanggal 20 Desember 2010 sebesar Rp. 2.000.000,- akan tetapi
pelanggan baru bisa membayar uang jasa tersebut pada tanggal 4 Januari 2011.
Karena perusahaan menggunakan metode akrual, perusahaan akan mencatat
pendapatan Rp. 2.000.000,- tersebut pada tanggal 20 Desember 2010. Metode ini
yang digunakan oleh perusahaan- perusahaan Indonesia karena sesuai dengan PSAK
yang berlaku umum di Indonesia.
Ø Lain halnya dengan perusahaan yang menggunakan
pendekatan basis kas, pencatatan dengan pendekatan ini
menekankan bahwa pencatatan penerimaan pendapatan dan pembayaran beban akan
dicatat ketika kas tersebut benar- benar telah diterima atau dikeluarkan.
Berdasarkan contoh sebelumnya, jika perusahaan "Kopites" dalam
pencatatannya menggunakan perusahaan baru akan mencatat pendapatan perusahaan
pada tanggal 4 Januari 2011 ketika kas tersebut telah benar- benar diterima.
2. Kelangsungan
Usaha (Going Concern)
Konsep ini
menyatakan bahwa perusahaan akan beroperasi dalam jangka waktu yang lama sampai
waktu yang tak bisa ditentukan. Hal ini
juga diasumsikan bahwa perusahaan tidak bermaksud untuk melikuidasi dan
mengurangi skala usahanya.
3. Kesatuan Usaha (Business Entity)
Konsep ini
menganggap bahwa perusahaan merupakan unit usaha yang berdiri sendiri dan
terpisah dari pemiliknya dan unit ekonomi lainnya. Akuntansi yang berlaku di
suatu perusahaan harus terpisah dengan perusahaan lain. Dalam hal ini misalkan
seseorang memilki lebih dari satu perusahaan. Pencatatan akuntansi antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tidak boleh digabung. Selain
itu, kekayaaan pribadi pemilik juga harus terpisah dengan kekayaan perusahaan
yang dimilikinya.
4. Harga Perolehan (Historical Costing)
Harga perolehan
mengacu pad semua biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk
mendapatkan aktiva tertentu. Sebagai gambaran mengenai harga perolehan,
misalnya adalah Anfield inc membeli satu set computer seharga Rp. 7.500.000,-.
Dikarenakan ada sedikit kerusakan perusahaan membayar biaya reparasi sebesar
Rp. 250.000,- serta biaya angkut untuk mengantar ke kantor sebesar Rp.
150.000,-. Maka besarnya harga perolehan satu set computer itu adalah:
Harga Komputer :Rp. 7.500.000,-
Biaya Reparasi :Rp. 250.000,-
Biaya Angkut :Rp. 150.000,- +
Harga Perolehan Rp. 7.900.000,-
5. Pengaitan Biaya (Matching)
Prinsip ini
maksudnya adalah mempertemukan atau mengaitkan biaya dengan pendapatan yang
muncul karena biaya tersebut. Sebagai contoh Jika terdapat penjualan yang
diakui sebesar Rp. 20.000.000,- diakui maka biaya- biaya/ beban yang
dikeluarkan untuk memperoleh penjualan tersebut juga harus diakui pada saat
bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar