Sabtu, 19 Januari 2013

Konsep Dasar Penyusunan Informasi Akuntansi


Konsep dasar akuntansi merupakan anggapan atau asumsi yang dipakai dan menjadi landasan dalam penyusunan informasi akuntansi. Konsep dasar akuntansi ini terdiri dari:
1. Basis Akrual (Accrual Basic) dan Basis Kas (Cash Basic)
Ø Perusahaan yang menggunakan metode pencatatan basis akrual mencatat setiap penerimaan pendapatan dan pembayaran beban setelah transaksi tersebut dilaksanakan tanpa harus menunggu apakah uang tersebut sudah benar- benar diterima dan dikeluarkan atau belum. Pencatatan dengan metode akrual ini didasarkan pada waktu terjadinya suatu transaksi/ transaksi langsung diakui saat terjadinya transaksi tersebut.  Sebagai contoh perusahaan “Kopites” menerima jasa reparasi sepeda motor pada tanggal 20 Desember 2010 sebesar Rp. 2.000.000,- akan tetapi pelanggan baru bisa membayar uang jasa tersebut pada tanggal 4 Januari 2011. Karena perusahaan menggunakan metode akrual, perusahaan akan mencatat pendapatan Rp. 2.000.000,- tersebut pada tanggal 20 Desember 2010. Metode ini yang digunakan oleh perusahaan- perusahaan Indonesia karena sesuai dengan PSAK yang berlaku umum di Indonesia.
Ø Lain halnya dengan perusahaan yang menggunakan pendekatan basis kas, pencatatan dengan  pendekatan ini menekankan bahwa pencatatan penerimaan pendapatan dan pembayaran beban akan dicatat ketika kas tersebut benar- benar telah diterima atau dikeluarkan. Berdasarkan contoh sebelumnya, jika perusahaan "Kopites" dalam pencatatannya menggunakan perusahaan baru akan mencatat pendapatan perusahaan pada tanggal 4 Januari 2011 ketika kas tersebut telah benar- benar diterima.

2. Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan akan beroperasi dalam jangka waktu yang lama sampai waktu yang tak bisa ditentukan.  Hal ini juga diasumsikan bahwa perusahaan tidak bermaksud untuk melikuidasi dan mengurangi skala usahanya.
3. Kesatuan Usaha (Business Entity)
Konsep ini menganggap bahwa perusahaan merupakan unit usaha yang berdiri sendiri dan terpisah dari pemiliknya dan unit ekonomi lainnya. Akuntansi yang berlaku di suatu perusahaan harus terpisah dengan perusahaan lain. Dalam hal ini misalkan seseorang memilki lebih dari satu perusahaan. Pencatatan akuntansi antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tidak boleh digabung. Selain itu, kekayaaan pribadi pemilik juga harus terpisah dengan kekayaan perusahaan yang dimilikinya.
4. Harga Perolehan (Historical Costing)
Harga perolehan mengacu pad semua biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk mendapatkan aktiva tertentu. Sebagai gambaran mengenai harga perolehan, misalnya adalah Anfield inc membeli satu set computer seharga Rp. 7.500.000,-. Dikarenakan ada sedikit kerusakan perusahaan membayar biaya reparasi sebesar Rp. 250.000,- serta biaya angkut untuk mengantar ke kantor sebesar Rp. 150.000,-. Maka besarnya harga perolehan satu set computer itu adalah:
Harga Komputer                        :Rp. 7.500.000,-
Biaya Reparasi                           :Rp.    250.000,-
Biaya Angkut                            :Rp.    150.000,- +
Harga Perolehan                        Rp. 7.900.000,-
5. Pengaitan Biaya (Matching)
Prinsip ini maksudnya adalah mempertemukan atau mengaitkan biaya dengan pendapatan yang muncul karena biaya tersebut. Sebagai contoh Jika terdapat penjualan yang diakui sebesar Rp. 20.000.000,- diakui maka biaya- biaya/ beban yang dikeluarkan untuk memperoleh penjualan tersebut juga harus diakui pada saat bersamaan. 

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar