Kelangkaan yang muncul akibat terbatasnya sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia menuntut manusia untuk memberikan alternatif keputusan dalam memenuhi jumlah kebutuhan mereka yang tidak terbatas. Setiap pilihan atau alternatif yang dipilih akan mengakibatkan dikorbankannya pemenuhan kebutuhan/ pilihan yang lain. Kondisi inilah yang mengakibatkan munculnya konsep biaya peluang.
Biaya peluang (opportunity cost) adalah nilai barang atau manfaat dari suatu tindakan yang kita abaikan karena kita memilih barang atau tindakan yan lain (Anwar, Khoirul:2009). Biaya peluang juga bisa diartikan sebagai nilai barang yang dikorbankan karena memilih alternatif kegiatan (Alam:2007). Jadi, biaya peluang (opportunity cost) adalah biaya yang dikeluarkan karena memilih suatu kegiatan dengan mengorbankan kegiatan yang lain.
Biaya peluang dalam kegiatan ekonomi disebut sebagai biaya implisit (biaya yang benar- benar tidak dikeluarkan). Berbicara megenai biaya implisit kurang lengkap jika tidak dibahas mengenai biaya eksplisit. Biaya eksplisit disebut juga biaya sehari- hari atau biaya yang benar- benar dikeluarkan seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan. Baik biaya implisit dan eksplisit ini dalam kegiatan ekonomi tetap harus diperhitungkan. Kedua biaya ini disebut dengan biaya sebenarnya (genuine cost).
Berikut ini ilustrasi untuk membedakan antara biaya peluang (implisit) dan biaya sehari- hari (biaya eksplisit)!!
Vira memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di sebuah perusahaan. Ketika bekerja dia mendapatkan gaji Rp. 2.500.000 per bulan, jika gaji tersebut ditabung dia akan mendapatkan bunga sebesar Rp. 150.000, per bulan. Vira kemudian mendirikan usaha catering dengan modal sebesar Rp. 5.000.000,-. Selama bulan pertama produksi biaya- biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
- Biaya Bahan produksi Rp. 1.500.000
- Pembelian alat- alat Rp. 1.000.000
- Gaji 2 karyawan Rp. 2.000.000
- Biaya operasional Rp. 500.000 +
Total Biaya usaha Rp. 5.000.000
Hasil penjualan selama 1 bulan Rp. 7.500.000
Berdasarkan data di atas, secara perhitungan usaha Vira akan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.500.000 - Rp. 5.000.000 = Rp. 2.500.000,-.Total biaya usaha Rp. 5.000.000 merupakan biaya eksplisit karena biaya tersebut benar- benar dikeluarkan untuk menjalankan usahanya. Keuntungan sebesar Rp. 2.500.000,- ini disebut dengan laba akuntansi. Mengacu pada penjelasan sebelumnya bahwa dalam setiap kegiatan ekonomi baik biaya eksplisit maupun biaya implisit tetap harus diperhitungkan. Biaya implisit yang dimaksud adalah:
- Gaji per bulan Rp. 2.500.000
- Bunga Rp. 150.000 +
Total Rp. 2.650.000
Biaya implisit ini merupakan biaya yang dikorbankan oleh Vira karena mendirikan usahanya. Biaya sebesar Rp. 2.650.000,- merupakan biaya peluang. Jadi mengacu pada biaya sebenarnya (biaya eksplisit dan implisit) secara ekonomi Usaha Vira mengalami kerugian sebesar Rp. 2.650.000 - Rp. 2.500.000 = Rp. 150.000,-. Secara kenyataan usaha Vira mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 2.500.000, namun jika ditelaah dengan biaya peluang lain yang terbuang yaitu sebesar Rp. 2.650.000, secara ekonomi usaha Vira mengalami kerugian pertama sebesar Rp. 150.000. Akan tetapi jika usaha tersebut terus maju dan berkembang pada bulan- bulan berikutnya tidak menutup kemungkinan keuntungan yang akan diperoleh lebih besar dari biaya peluang yang dikorbanan.
Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa kesimpulan yang diaambil, yaitu:
- Biaya eksplisit (biaya sehari- hari) adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan ekonomi tanpa harus memperhitungkan kerugian karena mengorbankan kegiatan yang lain.
- Biaya implisit adalah biaya yang muncul karena melakukan suatu kegiatan dengan mengorbankan kegiatan yang lain.
- Laba akuntansi adalah jumlah penerimaan atau pendapatan dikurangi biaya eksplisit
- Laba Ekonomi adalah pendapatan dikurangi biaya eksplisit dan biaya implisit
- Jika biaya peluang (implisit) lebih besar daripada biaya eksplisit maka usaha mengalami kerugian dan sebaliknya.
Sumber:
Alam.2007. Ekonomi untuk SMA daan MA Kelas X. Jakarta: esis
Anwar, Khoirul.2009.Ekonomi Bilingual. Bandung: Yrama Widya
Makasih bro jawaban nya
BalasHapusTerima kasih sangat bermanfaat😊
BalasHapus