Selasa, 20 Januari 2015

Laporan Keuangan Perusahaan


Setiap akhir periode akuntansi, perusahaan diwajibkan membuat laporan keuangan. Tujuan penyusunan kaporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi stakeholder perusahaan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen kepada pemilik atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Secara umum laporan keuangan yang disusun atas perusahaan terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal/ laporan laba di tahan, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
1.    Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang melaporkan aktivitas operasional perusahaan  dengan memperhitungkan pendapatan dan beban selama satu periode sehingga dapat ditentukan laba atau rugi perusahaan. Tujuan penyusunan laba rugi adalah untuk memberikan informasi tentang keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan (yang diukur dari laba) dalam suatu periode. Laporan Laba Rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu:
a.    Single Step (satu langkah)
Seluruh pendapatan dikumpulkan menjadi satu, setelah itu dikurangi dengan seluruh beban/ biaya. Bentuk laporan laba rugi single step adalah sebagai berikut:
b.    Multiple Step
Penyusunan laporan Laba/ Rugi dilakukan secara bertahap, dengan cara memisahkan kelompok pendapatan di luar usaha dan pendapatan dari luar usaha serta beban usaha dan beban di luar usaha. Bentuk laporan laba rugi multiple step ini biasa digunakan pada Perusahaan Dagang dan Manufaktur.

Minggu, 24 Februari 2013

Menyusun Kertas Kerja

Kertas kerja atau neraca lajur (worksheet) adalah daftar kolom yang terdiri dari beberapa bagian yang merupakan ringkasan dari neraca saldo, jurnal penyesuaian, laporan laba/rugi, dan neraca. Kertas kerja merupakan media pencatatan neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laporan laba/rugi, dan neraca secara logis dengan tujuan untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan perusahaan. Kertas kerja tidak wajib untuk dibuat oleh setiap perusahaan karena sifatnya hanyalah media pembantu untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.

Rabu, 13 Februari 2013

Cara Cepat dan Mudah Mengerjakan Jurnal Penyesuaian (Bag. 2)

Pada postingan sebelumnya telah dibahas mengenai cara mudah menyusun jurnal penyesuaian seperti menyusun jurnal umum biasa. Postingan kali ini akan membahas tentang penyusunan jurnal penyesuaian dengan cara membalik posisi saldo dari akun pada neraca saldo yang semula di debit menjadi di kredit dan sebaliknya. Teknik penyusunan jurnal penyesuaian ini digunakan untuk mencatat pemakaian perlengkapan/ barang habis pakai, pencatatan beban dibayar di muka, dan penerimaan pendapatan diterima dimuka karena. Metode ini nanti akan dikenal dua pendekatan pencatatan yaitu pendekatan neraca/harta/ hutang dan pendekatan laba rugi/pendapatan/beban.
Menyesuaikan Pemakaian Perlengkapan/ Barang Habis Pakai
Selama tahun berjalannya operasi perusahaan umumnya membeli perlengkapan secara sekaligus ataupun berangsur. Nilai saldo perlengkapan di neraca saldo tersebut menunjukan nilai yang berasal dari saldo awal ditambah dengan pembelian- pembelian perlengkapan yang dilakukan selama operasi perusahaan. Jumlah tersebut belum menunjukan nilai yang sebenarnya dari perlengkapan karena belum diketahui berapa jumlah perlengkapan yang terpakai selama satu periode akuntansi ataupun jumlah perlengkapan yang tersisa di akhir periode. Untuk menyesuaikan perlengkapan ini kita harus teliti dengan pendekatan apa yang dipakai perusahaan dalam memperlakukan perlengkapan tersebut apakah dengan pendekatan neraca atau laba rugi. Sebagai gambaran jika di neraca saldo terdapat akun perlengkapan di debit maka perusahaan mencatatnya sebagai harta/ pendekatan neraca tetapi kalau di neraca saldo adalah beban perlengkapan maka  pendekatan yang dipakai adalah laba rugi/beban.

Rabu, 06 Februari 2013

Cara Cepat dan Mudah Mengerjakan Jurnal Penyesuaian (Bag. 1)

Neraca saldo yang telah disusun setelah buku besar dan menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak semuanya menunjukan nilai yang sebenarnya dari akun tersebut. Agar neraca saldo menyajikan keadaan yang sebenarnya dari tiap akun maka disusunlah jurnal penyesuaian. Jadi jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang berfungsi untuk menyesuaikan sedemikian rupa sehingga nillai- nilai dari harta, hutang, modal, pendapatan, dan beban, sehingga tersebut memperlihatkan nilai  yang sebenarnya.
Sebagian besar pendapat dan hasil survei menyebutkan bahwa materi jurnal penyesuaian adalah yang dianggap paling sulit oleh siswa. Sebenarnya jurnal penyesuaian bukanlah sesuatu yang sulit, jika kita sudah paham betul dengan konsep penyusunannya serta sudah lancar mengerjakan pencatatan jurnal umum. Berikut ini akan coba saya jelaskan mengenai cara mudah mengerjakan jurnal penyesuaian.
Dalam menyusun jurnal penyesuaian disini saya membaginya ke dalam dua klasifikasi untuk proses penyusunannya, yaitu:
  1. Menyusun jurnal penyesuaian seperti mencatat jurnal umum biasa, hal ini lazim digunakan untuk menyesuaikan akun kas, beban yang masih harus dibayar/utang beban, pendapatan yang masih harus diterima/piutang pendapatan, dan penyusutan aktiva tetap.
  2. Menyusun jurnal penyesuaian seperti mencatat jurnal umum tapi dengan membalik posisi saldo dari akunnya, yang semula di debit menjadi di kredit dan sebaliknya. Hal ini lazim digunakan untuk menyesuaikan beban dibayar dimuka, pendapatan diterima dimuka, dan pemakaian perlengkaapan

Kamis, 31 Januari 2013

Menyusun Neraca Saldo (Trial Balance)

Setelah menyusun buku besa, langkah selanjutnya pada akhir periode akuntansi, umumnya tanggal 31 Desember perusahaan menyusun neraca saldo dengan cara memindahkan nilai saldo akhir tiap akun pada buku besar.
Neraca saldo adalah daftar yang mencatat secara sistematis dari saldo- saldo akun berdasarkan kelompok akun. Tujuan penyusunan Neraca saldo adalah menguji apakah transaksi yang telah dilakukan perusahaan sudah dibukukan ke tiap akun dengan benar.  

Posting Pencatatan dari Jurnal Umum ke Buku Besar

Proses pencatatan transaksi setelah jurnal umum adalah penyusunan buku besar. Proses pemindahan transaksi dari jurnal umum ke buku besar ini disebut dengan posting. Buku besar adalah kumpulan dari akun yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan. Buku besar berisi daftar kronologis transaksi yang dilakukan perusahaan dan telah dikelompokkan menurut akun/perkirannya masing- masing. Buku besar akan mencatat setiap perubahan yang terjadi pada setiap akun/perkiraan sehingga di akhir periode akan diketahui nilai dari saldo untuk tiap akun tersebut. Secara umum bentuk dari buku besar ada 4 yaitu buku besar bentuk T sederhana, buku besar 2 kolom, buku besar 3 kolom, dan buku besar 4 kolom.

Selasa, 29 Januari 2013

Menyusun Jurnal Umum dengan Mudah

Sekedar mengingatkan kembali bahwa kunci pokok dalam pencatatan akuntansi yang harus diingat adalah konsep double entry sistem artinya setiap transaksi yang terjadi melibatkan minimal 2 rekening/akun yang dimiliki perusahaan. Kenapa hal ini menjadi begitu penting dikarenakan masih sering dijumpai kesalahpahaman tentang menyusun jurnal umum karena setiap transaksi hanya dicatat satu akun yang dicatat.

Minggu, 27 Januari 2013

Konsep Jurnal Umum, Bukti Transasaksi dan Mekanisme Debit- Kredit

Sebelum membahas mengenai pencatatan ke dalam Jurnal Umum, saya kali ini kan membahas dulu tentang konsep jurnal umum, bukti transaksi, dan mekanisme debit-kredit. Hal ini dirasa penting untuk diketahui bahwa pengetahuan mengenai mekanisme debit-kredit serta bukti transaksi merupakan kunci masuk menganalisis sebuah trasaksi keuangan dan kemudian pencatatannya ke dalam jurnal umum.
Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah bukti yang menyatakan suatu transaksi keuangan telah terjadi dan dinyatakan dalam sebuah dokumen. Bukti transaksi terdiri dari:
  • Bukti Internal, yaitu bukti transaksi yang terjadi dalam internal perusahaan (tanpa melibatkan pihak luar). Contoh bukti internal ini adalah memo
  • Bukti Eksternal, yaitu bukti transaksi yang terjadi dengan pihak luar perusahaan sehingga berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Contoh bukti transaksi eksternal ini antara lain:
                 Kuitansi
           Adalah bukti pembayaran secara tunai yang dibuat oleh pihak
           penerima uang.

       

Penggolongan Akun dan Kode Akun


1.  Penggolongan Akun
Akun/rekening/perkiraan adalah daftar tempat mencatat transaksi- transaksi keuangan yang terjadi pada  entitas usaha. Akun secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu akun riil dan akun nominal. 
Ø  Akun riil (akun tetap) adalah akun yang terdapat di neraca dimana saldo akunnya akan terbawa dari satu periode ke periode akuntansi berikutnya. Kelompok akun riil ini terdiri dari harta, hutang, dan modal.
Ø  Akun nominal (akun sementara) adalah akun yang terdapat dalam laporan laba rugi. Akun nominal terdiri dari pendapatan dan beban.
Jika masih bingung untuk membedakan antara akun riil dan akun nominal, kata kuncinya adalah untuk akun riil itu terdapat wujud/barangnya atau nyata sedangkan akun nominal kita tidak bisa melihat wujudnya dan diawali dengan pendapatan atau beban.
Sebagai contoh misal sebuah perusahaan menerima pendapatan atas pembayaran jasa yang telah dikerjakan. Uang yang diterima atas pembayaran jasa tersebut merupakan akun riil yang berupa kas karena perusahaan benar- benar menerima uang dan ada barangnya maka kas disebut akun riil sedangkan pendapataan jasa merupakan akun nominal.

Kamis, 24 Januari 2013

Siklus Akuntansi

Siklus Akuntansi merupakan serangkaian proses pembukuan suatu perusahaan mulai dari tahap pencatatan sampai dengan penyusunan laporan keuangan yang lazim terjadi selama satu periode akuntansi.
Siklus akuntansi bisa dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap Pencatatan
Siklus akuntansi dimulai dari pencatatan transaksi keuangan/ekononi yang dilakukan perusahaan.  Transaksi ini merupakan suatu kegiatan yang menimbulkan perubahan dalam harta, hutang, dan modal perusahaan. Transaksi ekonomi ditandai dengan adanya bukti transaksi yang berupa memo, kuitansi, cek, nota, dan faktur. Transaksi tersebut kemudian dicatat ke dalam Jurnal sesuai dengan kronologis kejadian trasaksi. Transaksi yang telah dicatat ke dalam jurnal kemudian diklasifikasikan lagi berdasarkan akun/rekening perusahaan ke dalam Buku Besar.

Selasa, 22 Januari 2013

Cara Mudah Menyusun Persamaan Dasar Akuntansi

A.    Konsep Dasar Persamaan Akuntansi
      Persamaan dasar akuntansi bisa dikatakan sebagai pintu gerbang pemahaman kita dalam mengolah data keuangan dalam proses pencatatan akuntansi karena pada persamaan akuntansi kita dituntut untuk bisa menganalisis setiap transaksi keuangan serta menempatkan dimanakah pengaruh dari setiap transaksi tersebut terhadap perubahan keuangan perusahaan.
      Persamaan Akuntansi adalah suatu persamaan yang menyatakan bahwa hasil pencatatan di ruas kiri (aktiva) akan menunjukan jumlah yang sama dengan jumlah ruas kanan (pasiva). Ruas kiri (Aktiva) terdiri dari harta/ aset, sedangkan ruas kanan terdiri dari kewajiban/hutang dan modal. Apabila dinyatakan dalam persamaan akuntansi akan terlihat seperti di bawah ini:
Persamaan dasar akuntansi merupakan konsep sistem pembukuan berpasangan (Double Entry System), artinya bahwa setiap transaksi yang terjadi dalam pencatatan melibatkan atau terdiri dari dua akun atau lebihHal inilah yang menjadi kunci dalam pencatatan di semua pembukuan akuntansi. Hal terpenting lainnya adalah kita harus bisa mengidentifikasi setiap transaksi tersebut berpengaruh terhadap perubahan tiap akun, apakah harta dengan hutang, harta dengan modal, ataupun harta dengan harta.Untuk lebih detail tentang bagaimana cara menyusun persamaan dasar akuntansi silahkan Klik Disini