Penyusunan jurnal penyesuaian di perusahaan dagang tidak jauh beda dengan penyusunan jurnal penyesuaian di perusahaan jasa. Penyesuaian yang terdapat di perusahaan jasa maupun perusahaan dagang yaitu penyesuaian tentang kas, pemakaian perlengkapan, penyusutan aktiva tetap, pembayaran beban dibayar di muka, penerimaan pendapatan diterima di muka, beban yang masih harus dibayar, serta pendapatan yang masih harus diterima. Penjelasan mengenai bagaimana cara menyusun jurnal penyesuaian terhadap akun- akun di atas bisa dilihat di sini dan disini.
Dalam perusahaan dagang, selain menyesuaikan akun- akun tersebut di atas, terdapat 2 akun lagi yang perlu disesuaikan yaitu persediaan barang dagang dan kerugian piutang.
1.
Menyesuaikan
Persediaan Barang Dagang
Perlu diketahui bahwa dalam
perusahaan dagang, terdapat dua metode pencatatan persediaan barang dagang,
yaitu metode fisik dan metode perpektual. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan
pencatatan penyesuaian persediaan barang dagang diantara kedua metode tersebut.
- Penyesuaian Persediaan Barang Dagang (Metode Fisik)
Untuk menyesuaikan persediaan barang
dengan metode fisik, akun yang digunakan adalah akun persediaan barang dagang
dengan Ikhtisar Laba- Rugi. Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah sebagai
berikut:
Ikhtisar Laba- Rugi
xxx
Persediaan Barang Dagang (Awal)
xxx
Persediaan Barang Dagang (Akhir)
xxx
Ikhtisar Laba-
Rugi
xxx
Keterangan:
Jurnal yang pertama (Persediaan awal)
digunakan untuk menghilangkan nilai akun persediaan awal, dengan mendebit akun
Ikhtisar Laba - Rugi dan mengkredit akun Persediaan Barang Dagang awal,
nilainya adalah nilai persediaan barang dagang awal.
Junal yang kedua adalah penyesuaian
yang dilakukan setelah adanya perhitungan terhadap persediaan barang dagang
(akhir) yang terdapat di gudang, sehingga jumlah saldo persediaan barang dagang
menunjukan kondisi yang sebenarnya saat penyusunan neraca.
- Penyesuaian Persediaan Barang Dagang (Metode Perpektual)
Untuk menyesuaikan persediaan barang
dagang dengan metode perpektual akun yang akun yang berhubungan dengan
perhitungan Harga Pokok Penjualan yaitu Persediaan barang dagang (awal),
pembelian, beban angkut pembelian, potongan pembelian, retur pembelian, dan
persediaan barang dagang (akhir). Adapun ayat penyesuaiannya adalah sebagai
berikut:
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan
barang Dagang (awal) xxx
Pembelian xxx
Beban
Angkut Pembelian xxx
Persediaan barang dagang (akhir) xxx
Potongan Pembelian xxx
Retur Pembelian xxx
Harga
Pokok Penjualan xxx
Ada 2 metode pencatatan untuk menyesuaikan kerugian
piutang tak tertagih, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.
a.
Metode
langsung
Dalam metode langsung perusahaan mengakui rugi jika
piutang benar- benar tak tertagih. Jika terdapat piutang tak tertagih maka
perusahaan menganggapnya sebagai suatu kerugian serta perusahaan tidak membuat
taksiran atas kerugian piutang tersebut. Adapun ayat jurnal penyesuaiannya
adalah sebagai berikut:
Beban kerugian piutang xxx
Piutang
Dagang/ Usaha xxx
Keterangan:
Jika metode langsung, jika terdapat piutang yang tidak tertagih perusahaan
langsung mengurangkan nilai piutang yang tidak tertagih tersebut ke dalam
piutang yang dimiliki.
b.
Metode
tidak langsung
Dalam metode tidak langsung perusahaan mengakui dan
membuat besarnya cadangan kerugian piutang andaikan terdapat piutang yang tidak
dapat ditagih oleh perusahaan. Pencatatan kerugian piutang tidak langsung ini
juga terdapat 2 pendekatan, yaitu pendekatan laba rugi dan pendekatan neraca. Jika
perusahaan menggunakan pendekatan laba rugi maka besarnya kerugian piutang
dihitung berdasarkan besarnya persentase kerugian piutang dikalikan dengan
besarnya penjualan. Jika menggunakan pendekatan Neraca besarnya cadangan
kerugian piutang ditentukan dari persentase terhadap besarnya piutang. Ayat
jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban kerugian piutang xxx
Cadangan
Kerugian Piutang Dagang/ Usaha xxx
Penjelasan lebih lanjut mengenai Penyesuaian cadangan kerugian piutang silakan download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar